El inicio de una nueva aventura

Desde que tengo memoria, siempre me ha fascinado viajar y conocer otros mundos fuera de mi pequeña ciudad de Ensenada. Sin embargo, siempre he contado con limitantes que me impiden viajar como me…

Smartphone

独家优惠奖金 100% 高达 1 BTC + 180 免费旋转




5 Jenis Penonton Film Superhero Menurut Ilmu Politik

Seberapa akurat mereka menggambarkan dirimu?

Hai, kamu fans Iron Man ya? Nangis Waktu nonton Endgame ya? Sama, aku juga. Atau kamu tergila-gila sama Natasha Romanoff a.k.a Black Widow? Sama, aku juga. Atau kamu ingin banget jadi Superman yang punya kekuatan super? Sama, pasti ada orang yang sama kaya kamu, tapi bukan aku, hehe.

Tapi pernahkah kamu membayangkan bagaimana bila ilmuwan politik membagi penikmat film superhero berdasarkan cara mereka mengkategorikan pemilih? Jangan-jangan caramu memilih film sama seperti caramu memilih di kotak suara.

Emang bisa? Bisa dong, apa sih yang enggak buat kamu? Jadi pada kesempatan kali ini kita akan coba membahas jenis-jenis penonton film superhero menurut ilmu politik

Jadi ketika kita berbicara tentang pilihan politik, apalagi dalam proses pemilu, seringnya kita membayangkan orang akan memilih berdasarkan banyak pertimbangan untung rugi dari memilih tiap-tiap calon. Padahal sebenarnya pemilih yang seperti ini jarang sekali jumlahnya. Kadang pilihan mereka berdasarkan hal-hal yang bisa jadi tidak logis di mata orang lain. Kamu sendiri waktu bingung pasti asal milih yang paling cakep kan? Udah ngaku aja.

Karena perilaku memilih yang sepintas acak ini maka beberapa peneliti mencoba mencari faktor apa saja yang menyebabkan kita memilih. Selanjutnya mari kita simak beberapa tokoh rekaan yang didasarkan pada beberapa teori perilaku pemilih. Coba kita lihat seberapa cocok mereka menggambarkan dirimu.

Sebagai mahasiswa yang menyayangi uangnya lebih dari dia menyayangi kesehatannya, Wong sangat pemilih dalam urusan memutuskan film mana yang akan ditonton di bioskop. Dia mau menghabiskan waktu untuk mencari semua informasi yang dia butuhkan. Mulai dari genre film tersebut, aktor, jalan cerita, hingga pengaruh film tersebut kepada peluang ajakan nontonnya diterima. Informasi-informasi tersebut lalu diolah sedemikian rupa untuk mendapat hasil yang maksimal.

Singkat cerita dengan beragam pertimbangan akhirnya dia memutuskan menonton Incredible 2. Meskipun gadis yang diajak menolak dan berujung batal menonton. Sabar ya ☺

Penonton seperti Wong ini merupakan contoh perwujudan dari teori ekonomi klasik tentang pilihan rasional (Rational Choice Theory). Pemilih sebagai seorang manusia diasumsikan akan mencari informasi sebanyak-banyaknya agar mampu menemukan pilihan yang terbaik.

Sebagai seorang editor berkelas, Rey hanya peduli pada satu hal dan hanya satu hal: RGB. Sebenarnya gak ada urusan sama caranya milih film sih, aku cuma mau cerita aja. Oke lanjut. Kita balik lagi ke Rey. Dia percaya ketika menonton film, lebih-lebih film superhero, maka hanya ada satu hal dan hanya satu hal yang perlu diperhatikan: CGI.

Dengan pertimbangan ini maka Rey dengan cepat memutuskan untuk menonton Aquaman di bioskop.

Penonton seperti Rey ini digolongkan para ilmuwan politik sebagai Single Issues Voters. Mereka hanya peduli pada satu isu(dan hanya satu isu) yang paling penting bagi dirinya. Isu ini biasanya lebih bersifat simbolis dan pengambilan keputusannya relatif mudah.

Fajar sejak kecil menyukai cerita-cerita Marvel sama seperti keluarganya. Dia mulai terpapar ̶s̶i̶n̶a̶r̶ ̶g̶a̶m̶m̶a̶ eh cerita kepahlawanan Captain America sejak mulai bisa membaca. Keluarganya juga mendidiknya dengan semangat rasional dan realistis. Kombinasi koleksi bacaan yang dimiliki dengan nilai yang dianut keluarganya, membuat Fajar percaya pahlawan dan penjahat bisa muncul dari manusia biasa.

Hingga hari ini Fajar tidak pernah menyesali keputusannya menonton Captain America: Civil War di bioskop. Film yang menurutnya menggambarkan nilai yang dia percaya.

Fajar merupakan contoh dari apa yang kerap disebut pemilih partisan. Pilihannya tidak terlalu didasari oleh kepentingan pribadi tetapi oleh apa yang dia pelajari dan percaya seumur hidup. Selama partai (atau dalam kasus ini studio) tetap sesuai dengan perilaku mereka selama ini maka tidak perlu banyak informasi tambahan untuk tetap setia.

Pilih mana yang mau dicup. Dika sangat santai ketika hendak memilih film superhero. Bagi Dika siang itu pasti panas dan malam itu pasti dingin, begitu juga dengan film superhero. Marvel menurutnya diisi dengan pahlawan yang realistis dan membumi, juga tone film yang ceria. Sementara dia percaya DC isinya penuh makhluk overpower dengan tone film kelam. Dika mencari tahu seberapa jauh film yang baru keluar sesuai dengan persepsi awalnya.

Dengan mudah Dika memilih untuk menonton Suicide Squad karena ingin menonton film aksi yang memuat komedi dibalut unsur kelam.

Mirip dengan Rey, Dika tidak banyak pusing ketika memutuskan pilihan. Pilihannya tidak didasarkan pada banyak pertimbangan, bahkan sulit mencari motivasi dari perilaku Dika. Dia memang mencari informasi, tapi sebatas untuk mendukung persepsi awal yang dia miliki. Dia sadar membutuhkan pilihan yang baik, tetapi dia juga ingin pilihan yang mudah. Pemilih seperti ini merupakan gambaran dari pemilih dengan low information rationality.

Fathi tidak pernah ambil pusing ketika mau menonton film. Asal ada temannya yang mengajak dan mau membayarkan tiket untuknya dia pasti semangat. Fathi tidak ragu untuk ikut selama ada kesempatan untuk menonton film secara gratis meski bukan bersama temannya. Bahkan bila ajakan menonton datang dari beberapa orang di hari yang sama untuk film yang berbeda dia tidak keberatan. Sementara itu bila harus mengeluarkan uang pribadi untuk menonton film maka dia lebih baik tidur di kamar.

Kelakuan manusia seperti ini yang membuat money politic tetap langgeng. Mereka tidak peduli pada politik, dan tidak merasa perlu mencari tahu informasi apa-apa. Mereka hanya akan datang memilih jika mendapat insentif yang dapat diterima secara langsung.

Jadi begitulah kiranya jika penonton film superhero dibagi menggunakan teori-teori perilaku pemilih. Mana yang paling menggambarkan dirimu? Apakah kamu Wong? Rey? Fajar? Dika? Atau Fathi? Sengaja memilih film superhero karena persaingan Marvel dan DC cukup mirip dengan pembelahan pemilih politik yang terpolarisasi. Rupanya dengan sedikit maksa dan otak-atik-gatuk, teori di dunia politik bisa diterapkan di ranah yang lain. Besok lagi kita bahas apa ya?

Add a comment

Related posts:

The Meeting

The Meeting. Ladies and gentlemen, welcome to the XXth summit of the world’s leading superpowers. Thank you all for your presence! We hope that you had….

17 years old how to get cheap car insurance?

I found a car i had my lieance for 3 months, the insurance is for 2400 how can i get cheaper insurance the insurance will be on my name or if i put it on my dad name how would i be able to drive the…

Hand in Hand

you can call me silly and naive, maybe even selfish. you can scoff at me and debate ‘til the end of days about the true nature of humans. maybe you will be right. but I still dream of a world, a…